RABITHOH BANI ALLAWIYIN "AL ADZOMAT KHON" ADALAH SEBUAH KELUARGA MULIA PENYEBAR AGAM ISLAM DI ASIA TENGGARA
RABITHOH BANI ALLAWIYIN "AL ADZOMAT KHON" ADALAH SEBUAH KELUARGA MULIA PENYEBAR AGAM ISLAM DI ASIA TENGGARA
Perjalanan
Syiar Islam As-sayid Al Abdul Malik bin Alwi Ammu Al-Faqih Dari
Hadramaut hingga sampai di daratan IndiaSejarah penyebaran Agama Islam
di kepulauan Negara - Negara Asia Tenggara dimulai dari Hijrahnya kaum
Al Muhajirin asal Hadramaut – Yaman, bernama As Sayid Abdul Malik bin
Alwi Ammu Al Faqih (mendapat gelar bangsawan Khon dari Kerajaan
Naserebad - India)As-sayid Abdul Malik bin Alwi Ammu Al-Faqih adalah
salah satu tokoh pertama penyebar Agama Islam di daratan India dari
keluarga Bani Allawiyin, Beliau dilahirkan sekitar tahun 574 Hijriah,
tepatnya di Qasam yakni sebuah kota yang terletak di Hadramaut – Yaman.
Beliau memiliki Nasab (keturunan) sampai kepada Rasulullah SAW
(generasai ke.17 dari As-Sayidina Al Imam Husain bin Sayidina Ali
Karromaallohu wajhah RA suami dari Sayidatina Siti Fatimah Az Zahra
binti Rasulullah SAW ).Perjuangan dan niat mulia As-sayid Al Abdul Malik
bin Alwi Ammu Al-Faqih untuk menyebarkan Agama Allah (Dinul Islam)
telah bergelora semenjak Beliau masih berusia remaja. Ketika menginjak
umur dewasa Beliaupun membulatkan tekat untuk keluar dari kota Qasam -
Hadramaut demi menyebarkan Agama Islam (Hijrah), hingga pada akhir
perjalanan Hijrahnya membawa Beliau tiba didaratan Negeri India (sebuah
Negara yang dikenal sebagai Negeri Dongeng dan sangat kental dengan
budaya spiritual Hinduisme).Beberapa pakar sejarawan Islam asal Negara
India (Nasherebad) memberikan pernyataan bahwa As-sayid Abdul Malik bin
Alwi Ammu Al-Faqih pada zaman-nya termasuk sebagai salah satu tokoh
Islam pertama (dari Bani Allawiyin) yang sukses mempengaruhi penduduk
India untuk memeluk Agama Islam, sehingga pada waktu itu sebagian besar
pendududuk India yang berdaulat pada Raja Nasherebad, atas pengaruhnya
telah berhasil memeluk Agama Islam, sekaligus berguru secara khusus
kepada As-sayid Abdul Malik bin Alwi Ammu Al-Faqih tentang Syarekat –
Syarekat Hukum Islam (namun belum terperinci secara jelas pada masa abad
keberapa pertama kalinya As-sayid Abdul Malik bin Alwi Ammu al-Faqih
tiba di India dan beberapa pakar sejarawan asal India ada yang
berpendapat pada abad 5 - 6 Hijriyah)Saat menyebarkan Agama islam di
daratan India, pada mulanya As-sayid Abdul Malik selalu memperkenalkan
dirinya dihalayak ramai dengan menyebutkan namanya (As-sayid Abdul
Malik) berikut nama ayahandanya dengan istilah dalam kultur Nasab Islam
(Bin Alwi Ammu Al-Faqih) sebagai jalan untuk menjaga kelestarian nasab
serta wujud penghormatan Beliau kepada Ayahandanya As Sayidina Alwi Ammu
Al-Faqih, namun pada masa itu penduduk India yang fanatik terhadap
ajaran Hinduisme tidak berkenan apabila As-sayid Abdul Malik menyebutkan
namanya dengan menambahkan Istilah Bin Alwi Ammu Al-Faqih, karena
didalam kultur ajaran Hinduisme penambahan istilah (Bin / Binti)
sangatlah tidak sesuai dengan faham serta budaya mereka, apalagi kaum
Hinduisme tidak mengenal istilah Bin / Binti (yang sesungguhnya dapat
dijadikan sebagai landasan untuk mengetahui asal muasal Nasab / garis
keturunan dikalangan kaum Muslimin), sehingga penambahan istilah nama
yang tidak sesuai dengan ajaran Hinduisme tersebut pada waktu itu sempat
di jadikan sebagai salah satu alat oleh para tokoh sentral ajaran
Hinduiesme untuk menolak ajaran As-sayid Abdul Malik bin Alwi Ammu
Al-Faqih yang baru saja akan berkembang di daratan Negeri India, karena
menurut faham mereka penambahan Istilah khusus dibelakang nama merupakan
wujud dari suatu identitas Marga (bukan untuk mengetahui garis asal
keturunan / Nasab), dalam kultur Hinduisme penambahan istilah di
belakang nama juga harus dilandasi oleh sebuah Kasta (status jenjang
sosial masyarakat Hindu) yang telah resmi menjadi tatanan hukum
interaksi sosial ajaran Hinduisme. Sehingga demi mencapai sebuah misi
penyebaran Agama Islam yang suci, pada akhirnya saat meperkenalkan
dirinya (kepada para pribumi didaratan India) As-sayid Abdul Malik tidak
menambahkan istilah nama (Bin Alwi Ammu Al-Faqih) yang sebelumnya di
ikut sertakan di belakang namanya.Dalam catatan Sejarah yang lain juga
meriwayatkan bahwa As-sayid Abdul Malik selain sebagai tokoh pertama penyebar
Agama Islam (dari Bani Allawiyin) yang lekat dengan kehidupan
sederhana, pada masa perjalanan syiarnya Beliau juga dikenal oleh para
Bangsawan India sebagai Tokoh Ilmuwan Islam yang Harismartik sekaligus
sebagai seorang pakar Budayawan, sehingga proses Islamisasi di daratan
Negeri Dongengpun pada waktu itu berkembang sangat pesat.As-sayid Abdul
Malik memiliki kepribadian yang kuat sekali dalam menjalankan Syari’at
Agama Islam, Beliau juga termasuk Tokoh Islam Pertama yang berhasil
mempengaruhi Budaya India sehingga dapat diwarnai dengan Budaya Islam,
bahkan kuatnya Pengaruh As-sayid Abdul Malik di kalangan penduduk
daratan India baik yang telah memeluk Agama Islam ataupun yang
bersikukuh tetap memeluk Agama Hindu (pribumi non Muslim), telah
menyebabkan Raja Naserabad India mengangkat As-sayid Abdul Malik sebagai
Menantu, hingga di kemudian hari Raja Naserabad India memberikan gelar
kehormatan sebagai Bangsawan kepada As-sayid Abdul Malik dengan
menambahkan marga Khon dibelakang namanya (Khon adalah sebuah identitas
marga sekaligus gelar kehormatan yang di peruntukkan bagi para Bangsawan
Naserebad India). Pada akhirnya Beliaupun dikenal di daratan India
sebagai Bangsawan Nasherebad dengan sebutan As-Sayid Al- Amir Abdul
Malik Khon (penambahan gelar Al-Amir yang diberikan kepada Beliau
merupakan gelar kehormatan dari Kerajaan Nasherebad India, yang memiliki
peranan serta tanggung jawab penuh dalam memimpin syair dan pergerakan
Islamisasi di daratan India, dengan maksud agar tidak terjadi perang
antar saudara “Mu’alaf dengan Pribumi Non Muslim”)Dalam catatan sejarah
perjalanan Marcopolo menyebutkan bahwa “As-sayid Abdul Malik Khon dalam
Syiarnya menyebarkan Agama islam (pada Abad 6 Hijriyah) didaratan India.
sangatlah dikenal sebagai Tokoh Ilmuwan Islam yang Piawai dalam
Mengakses Perputaran Aset - Aset Kerajaan demi mensejahterakan penduduk
Nasherebad (pakar Ekonomi), Beliau juga dikenal sebagai pakar Budayawan
yang memiliki karakter Fleksible dalam bergaul bersama masyarakat India,
sehingga As-sayid Abdul Malik Khon berhasil meng’Islamkan penduduk
daratan India melalui faham keilmuan dan budaya (bukan dengan Pedang dan
Peperangan)”, hal tersebut juga di akui oleh para pakar sejarawan Islam
baik yang berasal dari Negara India atapun oleh para sejarawan Islam
berbangsa Allawiyin asal Hadramaut – Yaman (semuanya tertuang secara
jelas dalam buku – buku yang meriwayatkan sejarah otentik Hijrahnya Bani
Allawiyin / kaum Al Muhajir yang berhasil membawa misi penyebaran Agama
Islam ke seluruh pelosok dunia).Munculnya Rabithah Bani Allawiyin Marga
“Al Adzomat Khon” sebagai Ahlul Bait Rasulullah SAW dilingkup bangsawan
Khon Kerajaan Nasherebad – India.Pemberian gelar kehormatan Marga Khon
kepada As-sayid Abdul Malik (sebagai Bangsawan di Kerajaan Nasherebad
india) merupakan salah satu faktor pendukung utama yang menjadi sebab
cepatnya proses islamisai didaratan India, bahkan dalam catatan pakar
sejarawan Islam asal India menyebutkan, setelah pemberian Marga
kehormatan (Khon) sebagai Bangsawan kepada As-sayid Abdul Malik, pada
akhirnya Eksistensi Marga tesebut dapat menjadi fasilitasitator demi
menjembatani kepentingan Beliau menjalin hubungan diplomatis terhadap
para bangsawan India (selain marga Khon / Non Muslim), sehingga posisi
tersebut semakin memperkuat pengaruh Beliau untuk terus menyebarkan
Agama Islam di seluruh penjuru daratan India tanpa memunculkan suatu
konflik yang berarti.Pernikahan As-sayid Abdul Malik Khon dengan Putri
Raja Naserebad India, telah melahirkan beberapa keturunan (baik laki –
laki ataupun perempuan) dan di antara putra Beliau yang paling dikenal
adalah As Sayid Al Amir Abdullah bin Abdul Malik Khon (dalam ringkasan
sejarah meriwayatkan bahwa penyebar Agama Islam pertama di Kepulauan
Negara – Negar Asia tenggara termasuk di Nusantara, di bawa oleh para
pedagang asal Gujarat India, dan mereka adalah putera keturunan dari As
Sayid Al Amir Abdullah bin Abdul Malik Khon)Sebelum putra – putri
keturunan As-sayid Abdul Malik Khon di lahirkan di lingkup Kerajaan
Nasherebad India,disinyalir bahwa jauh hari sebelumnya As-sayid Abdul
Malik Khon sudah mempersiapkan marga tersendiri yang nantinya akan
diberikan secara khusus bagi anak keturunannya. Marga tersebut di ambil
dari gelar Ayahandanya As Sayid Alwi yang bergelar Ammu Al Faqih (dalam
catatan sejarah Rabithah Allawiyin menerangkan bahwa gelar Ammu Al Faqih
yang disandang oleh As Sayid Alwi dikarenakan pada waktu itu As Sayid
Alwi memiliki ketajaman tersendiri dalam mengupas dan menerangkan ilmu -
ilmu Fiqih Islam, sehingga pada zamannya Beliau dikenal sebagi Ilmuwan
Islam yang Mahir dan Fasih dalam pembahasan Ilmu Fiqih (Ibunya para Ahli
Fiqih), maka tak heran apabila dari garis keturunan As Sayid Alwi Ammu
Al Faqih berhasil melahirkan beberapa keturunan yang sangat luar biasa
dan mulia, adapun salah satu garis keturunannya yang Masyhur adalah Al
waliyulloh Sohibul Ratib Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad termasuk
Syekh Jamaluddin Akbar atau Syekh Jumadil Kubro yang menjadi datuknya
para Wali Songo di tanah Jawa).Meskipun Raja Naserebad India bangsawan
Khon tahu bahwa para cucunya (hasil pernikahan putrinya dengan As-sayid
Abdul Malik Khon) terlahir dari keluarga Muslim dan secara regenitika
biologis memiliki hubungan darah yang lebih kuat dengan menantunya
(As-sayid Abdul Malik Khon) asal dari Hadramaut (putra dari As Sayid
Ammu al-Faqih), namun Raja Naserebad India bersikukuh untuk tetap
memberikan gelar marga bangsawan Khon kepada para anak keturunan
As-sayid Abdul Malik Khon. Raja Naserebad India menunjukkan
keseriusannya tersebut dengan bersikap tidak sependapat apabila anak
keturunan dari menantunya (As-sayid Abdul Malik Khon) menyandang gelar
marga (Ammu Al Faqih), yang bernisbat kepada ayahandanya As Sayid Alwi
Ammu Al Faqih (Seorang Ulama Masyhur Ahli Fiqih dari Hadramaut –
Yaman)Demi menjaga utuhnya hubungan dengan para Bangsawan Khon di
Kerajaan Naserebad India dan demi memperlancar misi penyebaran Agama
suci Islam, pada akhirnya Beliau As-sayid Abdul Malik Khon mengurungkan
niat memberikan gelar Nasab (marga) Ammu Al-Faqih kepada anak
keturunannya.As-sayid Abdul Malik Khon dalam sejarah, pesannya
mengatakan “Misi untuk tetap memperjuangkan Agama Suci Islam dikalangan
anak keturunanku itu lebih mulia dibanding mempertahankan status Nasab
dihadapan sesama manusia, menikahlah dengan penduduk pribumi, bergaulah
dengan kalangan manapun dan cintailah Negerimu dimanapun kalian
berada”Hingga pada akhirnya semua keturunan As-sayid Abdul Malik Khon
menyandang gelar sebagai Bangsawan Nasherebad dengan marga Khon. Namun
dikemudian hari As-sayid Abdul Malik Khon menambahkan istilah tersendiri
yang di peruntukkan secara khusus bagi anak keturunannya dengan sebutan
Al Adzomat Khon (Al Adzomah di ambil dari bahasa urdu india yang
memiliki arti kehormatan atau kemuliaan dan penambahan istilah Al
Adzomah tersebut sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Raja
Nasherebad India), dengan alasan untuk menyelamatkan identitas resmi
bagi anak keturunannya yang masih memiliki Nasab hingga sampai kepada
Rasulullah SAW sehingga dari abad ke abad mereka nantinya dapat tetap
berpegang teguh pada Aqidah Islam, karena pada waktu itu telah terjadi
penyimpangan Aqidah Islam dilingkup kerajaan Nasherebad India yang di
lakukan oleh beberapa oknum (tokoh) Hinduisme yang berindikasi ingin
mematahkan pergerakan Islamisasi di India (di sinyalir beberapa tokoh
Hinduisme yang sentimentil tersebut juga terprofokasi oleh hasutan
kolonial tentara Inggris yang mencoba melakukakn praktek politik adu
domba sebagai langkah awal untuk menjajah daratan India)Lambat tahun di
daratan India marga Al Adzomat Khon dikenal oleh para pribumi sebagai
Marga Bangsawan Islam (anak keturunan dari As-sayid Abdul Malik Khon)
yang hidup di kerajaan Nasherebad India, dan para pribumi didaratan
India juga memberikan pengakuan bagi para Bangsawan Islam bermarga Al
Adzomat Khon bahwasannya mereka adalah sekumpulan keluarga mulia yang
bernasabkan kepada Rasulullah SAW (dalam istilah gelar pada abad ini Al
Adzomat Khon adalah marga bagi para Habaib dan Habibah). Maka tidak
heran apabila putra As-sayid Abdul Malik Khon yang paling dikenal
didaratan India bernama As Sayid Al Amir Abdullah di kemudian hari
dikenal dengan sebutan As Sayid Al Amir Abdullah Al Adzomat Khon, dan
Beliau adalah keturunan keluarga Bani Allawiyin (kaum Al Muhajir) yang
pertama kali menyandang gelar marga Al Adzomat Khon, dari asal
keturunannya yang mulia nanti akan melahirkan para Tokoh - Tokoh pertama
penyebar Agama Islam di kepulauan Negara – Negara Asia Tenggara hingga
sampai di Nusantara. Marga Al Adzomat Khon merupakan salah satu bagian
marga di antara ratusan marga Bani Allawiyin yang secara resmi telah di
akui oleh Rabithoh Allawiyin sebagai marga yang disandang oleh anak
keturunan As Sayid Al Amir Abdullah Al Adzomat Khon bin Abdul Malik Khon
bin Alwi Ammu al-Faqih yang memiliki anggota keluarga bernasabkan
Kepada Rasulullah SAW, sedangkan prosesi sejarah munculnya marga Al
Adzomat Khon terlahir didaratan India dan tidak terlahir di Hadramaut.
Mereka para anggota keluarga Marga Al Adzomat Khon sangat dikenal
sebagai Mobilisator (penggerak utama) proses Islamisasi di kepulauan
Negara – Negara Asia Tenggara, yang memiliki kecenderungan menikahi para
pribumi dengan merahasiakan identitas Marganya dihadapan masyrakat umum
demi mencapai misi – misi suci penyebaran Agama Islam di seluruh
pelosok Negeri. Regenetika perjuangan keluarga mulia “Al Adzomat Khon”
sebagai keluarga Bani Allawiyin yang berhasil membawa pergerakan serta
penyebaran Agama Islam yang suci di daratan Negara – Negara Asia
Tenggara termasuk di kepulauan Nusantara, pada abad terakhir ini jarang
sekali sejarahnya di kenang kembali oleh kalangan kaum muslimin, bahkan
tidak sedikit di antara mereka memberikan pandangan yang sentimentil
dengan menggangap bahwa Nasab (keturunan) dari keluarga mulia “Al
Adzomat Khon” (yang sesungguhnya memiliki Nasab otentik sebagai anak
keturunan dari Rasulullah SAW) telah di tuding sebagai keluarga yang
tidak bernasabkan sebagai Dzuriyah Rasul (bukan keturunan darah suci
dari Rasulullah SAW). Padahal tanpa disadari keberadaan Agama Islam yang
suci yang telah dianut oleh para penuding tersebut pada mulanya berasal
dari jasa serta perjuangan keluarga Mulia Bani Allawiyin yang bermarga
“Al Adzomat Khon”.Namun dapat dimaklumi, lemahnya kepercayaan beberapa
kaum muslimin yang tidak mengakui marga “Al Adzomat Khon” sebagai
Dzuriyah Rasul (anak keturunan dari Rasulullah SAW), hal tersebut dipicu
dengan sebab lemahnya pengetahuan mereka dalam mengakses sejarah
otentik tentang munculnya marga “Al Adzomat Khon” sebagai anak keturunan
dari bangsawan Nasherebad – India As Sayid Al Amir Abdullah Al Adzomat
Khon bin Abdul Malik Khon bin Alwi Ammu al-Faqih sebagai generasai ke.18
dari keturunan Rasulullah SAW. Sehingga tidak salah apabila para
keturunan Mulia keluarga Besar “Al Adzomat Khon” lebih cenderung untuk
tidak memunculkan Nasab Marganya, namun mereka tetap eksis melanjutkan
pergerakan Islam sebagai langkah untuk mengangkat yang haq dan menekan
yang bathil serta bertujuan untuk meneruskan perjuangan Mulia para datuk
– datuknya terdahulu hingga abad kini. Berkembangnya ajaran Islam di
Nusantara, hingga akhirnya Bangsa ini memiliki populasi tingkat penduduk
sebagai pemeluk Agama Islam terbesar di dunia tidak dapat lepas dari
peran sejarah perjuangan keluarga Bani Allawiyin (marga “Al Adzomat
Khon”) yang dikenal sebagai mobilisator (penggerak) serta penyebar
Ajaran Islam pertama di kepulauan Asia Tenggara termasuk di Nusantara
pada masa itu, sebagaimana di ungkap dalam sejarah bahwasannya Islam
pertama kali masuk ke Samodra Hindia ( kepulauan Indonesia) salah
satunya di bawa oleh para Pedagang Gujarat asal India dan Beliau adalah
As Sayid Jamaluddin Akbar (Syekh Jumadil Kubro) bin Ahmad Jalaludin bin
Abdullah “Al Adzomat Khon” yang menjadi tonggak perjuangan Islam di
Nusantara dan Beliau juga dikenal sebagai Walid (Orang tua) dari seluruh
sesepuh Wali Songo.Peristiwa pengusiran kekejaman Kolonialisme Belanda
(pada masa jajahannya di Nusantara), berbagai sejarah otentik juga
mengungkap bahwa keluarga Bani Allawiyin (marga “Al Adzomat Khon”)
memiliki peran penuh mengusir penjajah belanda hingga diantara mereka
terlibat langsung di medan laga untuk mengusir kaum kafir (Kolonial
Belanda) yang menjajah Nusantara pada waktu itu, dengan mengorbankan
segenap jiwa dan raga demi utuhnya persatuan Nusantara, hingga
berdirinya ibu kota Indonesia (Jakarta) yang dulu dikenal sebagai
Jayakarta tidak dapat lepas dari perjuangan Raden Fatahilah sebagai
menantu Sunan Gunung Jati, melalui skenario jiwa patriotisme Sunan
Gunung Jatil pada akhirnya anak menantunya yang bernama Raden Fatahilah
memenangkan pertempuran Malaka II sehingga kaum Kafir kolonialis Belanda
pada akhirnya segera Hengkang meninggalakan Jayakarta sehingga keutuhan
kepulauan Nusantara dapat kembali bersatu . Raden Fatahilah dan Sunan
Gunung Jati merupakan anak keturunan yang dilahirkan dari Keluarga Bani
Allawiyin dengan marga “Al Adzomat Khon”. Berikut adalah silsilah Sunan
Gunung Jati atau yang lebih dikenal dengan nama Syekh Syarif
Hidayatulloh Al Adzomat Khon yang bernasabkan hingga sampai kepada
Rasullah SAW :Syekh Syarif Hidayatullah bin Umadtuddin Abdullah bin Ali
Nurul 'Alam binJamaluddin Akbar bin Ahmad Jalaludin bin Abdullah “Al
Adzomat Khon” binAbdul Malik Khon bin Alawi Ummu Al Faqih (Hadhramaut)
bin Muhammad Sohib Mirbath Ali Kholi' Qosim bin Alawi Ats-Tsani bin
Muhammad Sohibus Saumi'ah bin Alawi Awwal bin Al-Imam 'Ubaidillah bin
Ahmad al-Muhajir bin Isa Naqib Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Al-Imam
Ali Uradhi bin Ja'far As-Sodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal
'Abidin bin Al-Imam Sayyidina Hussain Al-Husain putera Ali bin Abu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar